Mengenai Saya

Foto saya
Hai... Selamat datang di blog 'eka' di sini kalian bisa membaca bermacam-macam cerita yang berhubungan dengan China. Dari cerita klasik hingga cerita Motivasi, di sini kalian juga bisa melihat cara pembelajaran Mandarin yang menarik dan juga alasan mengapa kalian harus belajar bahasa Mandarin. di blog 'eka' juga ada modul sederhana yang sudah saya buat. Harapan saya modul ini bisa berguna untuk semua pembaca blog 'eka' ini. Bagi laoshi-laoshi yang gabung atau membaca blog 'eka' ini tolong saran dan kritiknya supaya saya bisa lebih baik lagi dalam pembelajaran saya xie xie...;-)

Kamis, 09 Juli 2009

BELAJAR BAHASA MANDARIN MENINGKATKAN DAYA SAING

Kamis, 20 November 2008
BELAJAR BAHASA MANDARIN - MENINGKATKAN DAYA SAING
New Epoch Weekly(Epochtimes.co.id)
Booming gairah belajar bahasa mandarin di seluruh dunia: Diperkirakan hingga tahun 2010, bakal ada 100 juta orang menjadikan bahasa mandarin sebagai bahasa asing yang dipelajarinya.
Guru bahasa mandarin di masyarakat Amerika semakin dicari, bahkan telah meningkatkan daya jual baby sitter keturunan Tionghoa. Mengapa bahasa Mandarin memiliki daya tarik yang begitu besar?
edisi ke 45 cover story-nya telah membahas tuntas masalah ini. Penelitian ilmiah menunjukkan, belajar bahasa mandarin berguna bagi perkembangan otak besar: Meningkatkan IQ seseorang, dan memperkuat daya belajarnya.
Efektifitas di dalam bidang itu, huruf zhengti (aksara konvensional) jelas mengungguli huruf jianti (aksara simplifikasi bentukan PKC/Partai Komunis China). Media Perancis pernah memberitakan 10 alasan utama mengapa belajar bahasa mandarin, menganjurkan orang Perancis belajar bicara bahasa Tionghoa.
Ahli bahasa Jerman Humboldt menyebut aksara mandarin sebagai “Aksara berpikir”, di dalam berbagai bentuk aksara mandarin, telah terkandung philosophische Arbeit (efek filsafat). Di dalam kurun waktu 20 tahun, bahasa mandarin akan menjadi bahasa yang sangat penting.”
Ini dikarenakan masyarakat internasioanal mengincar pasar 1,4 miliar orang Tionghoa yang begitu menggiurkan; menghadapi banyak persoalan global, menoleh untuk mencari kebijakan dari kebudayaan Tiongkok kuno. beberapa artikel membahasnya sebagai berikut:
Belajar Bhs Mandarin - Menaikkan Daya Saing PribadiArtikel: Zhang Yijing
Survey membuktikan, anak-anak mempelajari bhs mandarin dapat membantu meningkatkan IQ dan kemampuan mereka. Pada gambar nampak sebuah sekolah bhs mandarin di Potomac, Marryland-USA, anak-anak sedang belajar bhs mandarin. (AFP)
Penelitian Ilmiah Membuktikan Bahwa Belajar Mandarin Bermanfaat Bagi Perkembangan Otak, Meningkatkan IQ dan Memperkuat Efektifitas Belajar, Pada Hasil Di dalam Bidang Ini, Aksara Zhengti Lebih Unggul Dibandingkan Jianti.
Ada yang percaya, 20 tahun yang akan datang, bahasa mandarin bakal menjadi bahasa yang sangat penting, berhadapan dengan perubahan raksasa kondisi dunia masa depan, sudahkah Anda mempersiapkan diri?
Bocah etnik Tionghoa Mike dengan nama kecil “A Hua”, sedari kecil tumbuh besar di USA, karena sang ayah adalah imigran guru besar universitas berasal dari Taiwan, oleh karena itu ia hanya bisa berbahasa Inggris dan dialek Taiwan, sepatah kata mandarin ia-pun tak bisa.
Ketika umurnya genap 6 tahun, sama dengan anak sebayanya, mulai memasuki sekolah SD di Amerika. Sesudah semester pertama tahun pertama usai, prestasinya sangat jelek, orang rumah dengan kecewa menganggap anak ini harus mengulang, maka diputuskan untuk ambil cuti lebih dulu. Ayahnya kebetulan mendapat undangan memberi kuliah selama 3 bulan di sebuah universitas Taiwan, maka diajaklah si Mike ke sana.
Di dalam kurun waktu 3 bulan yang sedang musim semi, Mike tak menyia-nyiakan waktu, keluarga mengirimnya bersekolah di kelas 1, SD Jin Hua – kota Taipei. Ia yang hanya berbahasa Inggris dan Taiwan merasa sangat tertarik, tas anak-anak Taipei terkenal beratnya, akan tetapi Mike tidak menganggapnya sebagai derita, malah setiap hari bersekolah dengan hati riang memanggul tas.
Perbedaan dengan bahasa Inggris dengan huruf bergaya “Langkah Kepiting”, aksara Tionghoa ialah tulisan berbentuk kotak dengan ciri 4 rata dan 8 stabil, maka itu membuka buku tulis anak, semuanya dilatih dengan per satu petak - satu petak, para murid tenggelam di dalam kotak-kotak itu, dengan pensil, satu gores per satu gores dipenuhilah dengan aksara mandarin.
Sementara anak pada umumnya menulis, tetapi Mike malah menggunakan “Gambar/pictogram/画”, terkadang perlu melewati 2 atau 4 kotak baru bisa “menjejalkan” sebuah aksara mandarin. Meskipun menulis aksara mandarin dibandingkan dengan anak-anak lain lebih menguras tenaga, namun ia malah bisa menikmatinya.
Sesudah masa liburan 3 bulan selesai dilalui, Mike tidak saja sudah menguasai kemampuan paling mendasar bahasa Tionghoa, kecerdasannya seiring dengan itu menjadi terbuka. Setelah kembali ke USA, awalnya hendak mengulang pelajaran kelas 1, namun guru sekolah itu menemukan kemampuan belajarnya telah maju dengan pesat, langsung terperanjat: “Berdasarkan levelnya untuk langsung masuk ke kelas dua tidak masalah.”
Pihak keluarga melihat si Mike belajar bahasa mandarin hanya dalam tempo 3 bulan sudah menimbulkan perubahan yang begitu besar, bagaimana tidak merasa takjub! Prestasi belajar Mike semenjak saat itu membubung terus, 20 tahun kemudian, ia sekarang sudah menjadi seorang dokter spesialis anak-anak.
Belajar Bahasa Mandarin – Bermanfaat Meningkatkan IQ
Belajar bahasa mandarin, ternyata bermanfaat bagi pengembangan otak besar? Ini bukan hanya kasus unik milik Mike, banyak anak-anak di seluruh dunia setelah mempelajari bahasa Tionghoa, memiliki hasil yang serupa, mengenai hal ini sudah sejak lama terus menerus dibuktikan oleh sejumlah penelitian ilmiah.
Bulan Mei 1982, pakar psychology Dr. Cha De Lin (red.: Terjemahan harfiah dari bhs mandarin, tidak akurat) di majalah iptek yang tersohor di seluruh dunia, mempublikasikan sebuah artikel yang menggegerkan dunia.
Cha De Lin melakukan penelitian terhadap IQ anak-anak dari lima negara yakni: Inggris, Amerika, Perancis, Jerman-barat dan Jepang, menemukan bahwa IQ keempat negara Amerika dan Eropa nilai rata-ratanya 100, sedangkan IQ rata-rata anak-anak Jepang ialah 111, sebabnya ialah anak-anak Jepang telah mempelajari huruf Kanji (aksara mandarin). Hasil resmi penelitian di Singapore pada bulan Januari tahun ini juga membuktikan, anak-anak belajar bahasa mandarin bisa meningkatkan IQ dan kemampuan. IQ anak Singapore berusia antara 6 hingga 12 tahun yang belajar bahasa mandarin lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak Inggris, Jerman dan Australia, kemungkinan hal itu berkaitan dengan pembelajaran mereka akan aksara mandarin yang berkarakter pictogram.
Sesuai berita , penelitian ini telah meneliti 7.000 lebih anak-anak berusia antara 6 hingga 12 tahun, dengan menggunakan metode pengangkaan IQ yang diakui internasional untuk menimbang level IQ anak, akhirnya disimpulkan, anak Singapore di dalam hal penampilan, lebih unggul dibandingkan dengan anak-anak Inggris, Jerman, Australia dan negara barat lainnya.
Dr. Zeng yang mengadakan penelitian ini berpendapat, situasi ini, kemungkinan telah menunjukkan bahwa belajar bahasa mandarin, di dalam peningkatan bidang IQ memerankan bobot yang cukup penting. Hasil penelitian bersamaan itu juga menunjukkan, anak-anak yang dengan aktif mengikuti kegiatan ekstra kurikuler, IQ mereka juga lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak lain.
Demi membuktikan keterkaitan belajar bahasa mandarin dengan peningkatan IQ, Dr. Zeng memperbandingkan anak-anak Singapore itu dengan anak-anak dari Hong Kong dan Korea yang sama-sama juga harus belajar bahasa mandarin, akhirnya disimpulkan IQ anak-anak dari ketiga tempat tersebut seimbang. Dr. Zeng menyatakan, ini juga telah membuktikan keunikan pictogram bahasa mandarin, dapat membantu meningkatkan IQ anak kecil dan memperkuat kemampuan belajar.
Tidak ada hal yang berjalan sendirian, Perancis pada tahun yll pernah mempublikasikan sebuah artikel tentang "10 ALASAN UTAMA BELAJAR BAHASA MANDARIN“, menandakan kelebihan belajar bahasa mandarin, melalui peluang artikel ini menganjurkan kepada orang Perancis untuk belajar berbicara bahasa mandarin.
10 alasan utama tersebut termasuk: Bermanfaat bagi bisnis, menambah sebuah ketrampilan bekerja, belajar bahasa mandarin dengan diutamakan bahasa lisan, lancar berbisnis atau melancong di Tiongkok, belajar bahasa mandarin tidaklah sukar, memudahkan dalam memahami kebudayaaan Tionghoa dll.
Diantaranya terdapat sebuah alasan yakni: “Belajar bahasa mandarin bermanfaat melatih sel-sel syaraf”, disebutkan oleh artikel tersebut, aksara bahasa mandarin bisa menyatakan niat-pikirannya, saling berketerkaitan, bagaikan sebuah puzzle. Belajar memahami makna dari berbagai bagian, terkadang lebih membutuhkan pergerakan otak dibandingakan dengan bermain Permainan Shu Du dari Jepang, juga lebih bermakna.
Seorang guru Perancis, juga telah menemukan rahasia misteri kegaiban ini, maka mulai menyarankan anak-anak Perancis mempelajari bahasa Tionghoa, guru tersebut berkata: “Mengajarkan aksara bahasa Tionghoa kepada anak-anak Perancis, tujuan utamanya bukannya untuk menguasai semacam alat komunikasi berbahasa, melainkan melalui belajar aksara mandarin untuk membuka kecerdasan anak-anak Perancis.”
Dalam sebuah laporan penelitian yang dipublikasikan oleh majalah iptek , IQ anak-anak Jepang lebih tinggi daripada anak-anak Eropa dan Amerika, sebabnya ialah anak-anak Jepang telah mempelajari aksara mandarin. Pada gambar nampak dalam rangka tahun baru 2006 lalu, suasana perlombaan Kaligrafi di Tokyo-Jepang. (AFP)
Pakar : Sifat Berpikir Bahasa Mandarin Sangat Tinggi
Sebuah artikel dari Gong Pengcheng, rektor universitas Fo Guang – Taiwan, di dalam artikel itu dikisahkan tentang penelitian dari Wilhelm Freiherr Von Humboldt, seorang pakar bahasa Jerman, terdapat penjelasan yang lebih mendalam.
Humboldt beranggapan, tulisan bangsa Eropa, cukup disampaikan melalui mekanisme bahasa, tidak menghabiskan “semangat” apapun. Akan tetapi aksara mandarin tidak demikian, setiap bentuk tulisan, makna tulisan beserta penggabungannya dengan suara, membutuhkan memeras otak, dengan “Spirit langsung berhadapan dengan gagasan”, dengan langsung menggunakan pemikiran untuk membentuknya.”
aka dari itu, seluruh proses pembentukan aksara, praktis sama dengan sebuah aktivitas perenungan yang besar, spirit tercurahkan diantaranya.
Maka dari itu Humboldt menyebut aksara mandarin sebagai “Aksara yang berpikir”, ia mengatakan: “Di dalam beraneka bentuk aksara mandarin, sudah termasuk philosophische Arbeit/Efek filsafat di dalamnya.”
Sesuai dengan point ini Gong Pengcheng menganalisa: “Aksara mandarin selain bukan tanda baca bahasa, lebih rendah 1 tingkat dibandingkan bahasa pada umumnya, ia tak dapat menyatakan niat; ia sendiri langsung fokus ke makna, lebih menjadikannya sebagai sebuah aksara yang berpikir, sifat berpikirnya sangat tinggi.”
Bahasa mandarin selain bisa meningkatkan IQ atau daya saing seseorang, seluruh dunia tergerak oleh trend demam belajar bahasa mandarin, juga dikarenakan bangkitnya Tiongkok. Agar “Menang dalam start”, banyak wali murid di Eropa dan Amerika mengirim putra-putri mereka untuk belajar bahasa mandarin sejak dini, tak jarang di S.D. dan SMP Amerika juga sudah dibuka kelas pelajaran bahasa mandarin.
Menurut laporan dari Taiwan, para imigran yang datang pada masa-masa awal demi melindungi tradisi, seringkali mendidik putra-putri mereka dengan bahasa leluhur. Namun sekarang para orang tua yang menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah berbahasa asing, mereka dengan negara yang bahasanya dipelajari anak-anaknya sama sekali tidak lagi berhubungan emosional.
Misalkan, dokter gigi Brazil Kaluodan, Biqin (red.: terjemahan harafiah, belum tentu akurat) tahun ini berusia 30 tahun dari kota Ai Qiu – New Jersey, setiap tahun menghabiskan US $ 12.000 untuk mengantar anaknya yang berumur 4 dan 1 tahun ke kota Livingston, belajar bahasa mandarin di taman kanak-kanak Tunas Baru yang berbahasa ganda Inggris dan Tionghoa.
Sejumlah orangtua di Eropa dan Amerika mengirim putra-putri mereka sejak kecil belajar bahasa mandarin, tidak sedikit sekolah SD & SMU Amerika juga menyelenggarakan kurikulum bahasa mandarin. Pada gambar nampak guru bahasa Tiongha di sebuah sekolah Potomac – USA sedang mengajar anak-anak menulis aksara mandarin. (AFP)
Ada orang yang menanyainya, mengapa menyekolahkan anaknya belajar bahasa mandarin di sekolah berbahasa Tionghoa? Alasan Biqin sangat sederhana saja: “Orang lain berpendapat melakukan ini sangat bodoh, tetapi saya percaya, dalam 20 tahun, bahasa Tionghoa bakal menjadi bahasa yang sangat penting.” (Epochtimes/Whs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar